Translate

PENGIKUT

PROFIL SAYA

Foto saya
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Lahir di Palembang pada 25 April 1954. Sekarang berdomisili di Yogyakarta. Situs yg dikelola: 1.Halaman facebook "Nuansa Spiritual" (facebook.com/mharunnoengtjik); 2. Blogger "al-Qur'an dan Sains" (mharunn.blogspot.com); 3. Blogger "MHarunN's Tweet" (mhntweet.blogspot.com); 4. Blogger "Advokasi Hukum" (mharunn2.blogspot.com); 5. User Facebook "Muhammad Harun" (facebook.com/harunmhmmd); 6. User Twitter MHarunN (@MHarunN); 7. User You Tube "MHarunN"; dll.

Rabu, 07 September 2011

KBI-15

Jika pikiran seseorang itu telah mantap terhadap Penciptanya, maka dia akan tahu bahwa ujian itu akan mendatangkan kebaikan baginya, atau menghilangkan dosa besar darinya. Dengan demikian ia akan selalu mendapatkan keuntungan yang terus berkelanjutan dan faedah yang tak pernah berhenti.

Namun sebaliknya, jika pikirannya tercurah untuk sesama makhluk, maka akan banyak sisi negatifnya, dan akan banyak kepura-puraannya. Dia akan bosan dengan posisinya yang selalu gagal mencapai yang diinginkannya. Dia merasa terlalu lama dengan ujian yang menimpanya, yang diharapkan akan segera berakhir. Dan, dia takut dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Padahal bisa saja semua itu tidak terjadi padanya.

Munajat itu dikatakan benar bila dilakukan antara seorang hamba dengan Rabbnya, karena dia sadar bahwa ada sesuatu yang sangat rahasia dan dia percaya terhadap apa yang dikatakan oleh kata hatinya. Sedangkan munajat yang dilakukan antara seseorang dengan sesamanya lebih sering menyakitkan, dan tidak menyentuh kemashlahatan.

Allah memiliki rahmat yang diberikan kepada orang yang telah merasa putus asa kepada-Nya. Rakhmat itu akan diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kepada-Nya ada harapan untuk mendekatkan jalan keluar, dan memudahkan urusan. Cukuplah Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.

Sumber: Dr. 'Aidh al-Qarni, "La Tahzan Jangan Bersedih!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR SECARA BERAHLAK