Manusia telah mengetahui bahwa pemecahan masalah, yakni lenyapnya kesedihan dan kepedihan, dengan sesuatu yang sebaliknya, adalah sesuatu yang pasti adanya. Ia tahu bahwa lenyapnya malam menandakan munculnya siang. Namun kelemahan tabiat manusia selalu saja mengiringi jiwa pada saat terjadinya bencana. Jika tidak diobati maka akan bertambahlah penyakitnya, dan akan semakin besar cobaannya. Masalahnya adalah bahwa jiwa harus diberi kekuatan baru pada saat berada dalam kesulitan. Karena bila tidak disuntik dengan kekuatan baru, jiwa akan dipenuhi keputus-asaan, yang selanjutnya akan menghancurkan dirinya sendiri.
Merenungkan bab ini, bab tentang orang yang mendapat cobaan lalu bersabar, dan buah dari sabar itu adalah akibat yang baik, adalah merupakan hal yang dapat menguatkan jiwa dan mendorongnya untuk terus bersabar dan menjaga sikap kepada Rabb berupa berbaik sangka akan terpenuhinya kebaikan setelah ujian berlalu.
Sumber: Ahmad bin Yusuf dalam Dr. 'Aidh al-Qarni, "La Tahzan Jangan Bersedih!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERKOMENTAR SECARA BERAHLAK